top of page
Search
  • Writer's pictureDokumen Sejarah

Peristiwa Pangkalan Brandan (13 Agustus 1947)


Pangkalan Brandan 1947 (Sumber: Vidya Yudhano.8/1969)

Pada hari ini tanggal 13 Agustus 2021, tepatnya 74 tahun silam 13 Agustus 1947 terjadi peristiwa Heroik di negeri ini, peristiwa besar yang sangat mirip dengan “Bandung Lautan Api”, tetapi peristiwa ini terjadi di daerah Sumatera Utara yakni di kota kecil bernama Pangkalan Brandan. Pangkalan Brandan merupakan nama daerah di Babalan di Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Kota ini sangat strategis karena hanya satu satunya jalan dilalui lintas Sumatera terutama yang akan menuju Aceh. Pangkalan Brandan terkenal karena terdapat ladang minyak tertua di Indonesia yang dieksplorasi pada jaman Belanda, dibangun pada tahun 1885. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, tambang minyak ini dikuasai oleh pejuang-pejuang kemerdekaan kita, dengan mengubah namanya menjadi PTNRI (Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia). Pangkalan ini juga menjadi penting sekali karena menjadi daerah pertahanan bagi pejuang kita. Pada tanggal 21 Juli 1947 keadaan di Sumatera semakin tidak kondusif sejak Belanda melancarkan Agresi Militer I. Pertempuran terjadi dimana-mana di wilayah Sumatera. Pangkalan Brandan menjadi salah satu sasaran yang akan dikuasai Belanda. Akibatnya terjadi pertempuran sengit antara pejuang kemerdekaan dengan pasukan Inggris dan Belanda. Puncak Pertempuran terjadi pada tanggal 13 Agustus 1947 dimana para Pejuang sudah semakin terhimpit dalam mempertahankan kota tersebut, serta jumlah pasukan dan senjata yang sangat sederhana dan terbatas. Pangkalan Brandan sebagai daerah pertahanan diduduki oleh beberapa Batalyon diantaranya Batalyon TPKA (Tentara Pengawal Kereta Api dan Tambang-tambang), Batalyon Widji, Detasemen Polisi Tentara, Satuan Pengawas Laskar Rakyat, Batalyon Artileri dan satuan RIMA (Resimen Istimewa Medan Area) dan lain sebagainya. Atas perintah Komandan Batalyon TPKA Mayor Nazarudin Nasution agar seluruh pejuang membumihanguskan seluruh Tambang Minyak, sebagai pertahanan terakhir diledakkan pula jembatan Kereta Api Securai, namun karena kokohnya pondasi jembatan tersebut hanya miring tetapi sudah cukup untuk menghambat dan menghentikan lajunya serangan Pasukan Sekutu dan Belanda. Demikian sekilas Peristiwa heroik yang terjadi di daerah Sumatera Utara.


-Balakdokjarah Disjarahad- "No Document No History"

14 views0 comments
Post: Blog2_Post
bottom of page